Asyik Juga Menjadi Seorang Wirausahawan

Jaman sekarang ini persaingan di segala sektor sangatlah ketat. Mulai persaingan di dunia kerja, persaingan masuk sekolah, persaingan usaha, persaingan teknologi, dan lain-lain.. Berbicara mengenai persaingan di dunia kerja, saat ini memang mencari kerja itu nasib-nasiban.. Jika bernasib baik, seseorang dapat bekerja di instansi pemerintah atau swasta dengan lancar.. Jika kurang bernasib baik, tetapi berduit, masih bisa menjadi pegawai negeri dengan cara belakang..

Yang sial adalah sudah tidak bernasib baik, tidak juga punya uang lebih, jadilah menunggu beberapa lama (bisa 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun bahkan lebih) untuk mendapatkan pekerjaan..Oleh karena lapangan pekerjaan di sektor formal sudah menipis, maka pemerintah Indonesia sudah beberapa tahun belakangan ini gencar mengkampanyekan kepada masyarakat untuk menekuni sektor informal yaitu menjadi entrepreneur atau wirausaha. Sampai-sampai dibentuk Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Pemerintah juga telah memfasilitasi masyarakat  yang membutuhkan modal dengan mengucurkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bunganya cukup kecil.

Saat ini, banyak sekali kita jumpai sebagian masyarakat yang sudah bekerja di instansi pemerintah atau swasta, tetapi juga memiliki usaha sampingan. Usaha sampingan ini bisa dikelola sendiri atau dengan bantuan orang lain. Tujuannya adalah selain menyalurkan bakat wirausaha, juga untuk memperoleh pendapatan sampingan guna menutupi kebutuhan rumah tangga yang saat ini makin lama makin membengkak.

Teman-teman kerja saya juga begitu.. Walau sudah bekerja menjadi dosen, ada juga yang memiliki usaha sampingan misalnya: membuka butik baju, warung kelontong, depot makanan, peternakan sapi potong, peternakan lele, usaha jamur, agen frozen food, bikin es krim, menerima pesanan kue, memiliki klinik kesehatan, jual kosmetik, dan lain-lain.. Ternyata setelah ditelateni, asyik juga menjadi wirausaha.. Ada kepuasan tersendiri jika bisa menjual produk kita dan laku di pasaran..

Apa sih kewirausahaan itu?
Menurut Adi Sutanto dalam bukunya Kewiraswastaan (2002), kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) juga dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya, atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal sehingga dapat memberikan nilai tambah maksimal terhadap barang, jasa maupun pelayanan yang dihasilkan dengan memperhatikan sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Seorang entrepreneur selalu mengamati lingkungannya, bekerja dengan metode yang bervariasi dalam mengidentifikasi peluang-peluang yang potensial. Kita semua tidak menyukai krisis, tetapi ada orang tertentu yang menyukai krisis. Karena krisis dapat memberi kesempatan bagi orang-orang tertentu untuk tampil sebagai pemenang.

Apa saja Karakter atau ciri-ciri wirausahawan?
Menurut Adi Sutanto (2002) umumnya seorang wirausahawan memiliki karakter sebagai berikut:
1.    Kreatif dan inovatif
2.    Berambisi tinggi
3.    Energik dan percaya diri
4.    Pandai dan senang bergaul
5.    Bekerja keras dan berpandangan ke depan
6.    Berani menghadapi resiko
7.    Banyak inisiatif dan bertanggung jawab
8.    Senang mandiri dan bebas
9.    Bersikap optimistis
10.    Berpikiran dan bersikap positif, yang memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga
11.    Beriman dan berbuat kebaikan sebagai syarat kejujuran pada diri sendiri
12.    Berwatak maju
13.    Bergairah dan mampu menggunakan daya gerak dirinya
14.    Ulet, tekun dan tidak cepat putus asa
15.    Memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya
16.    Selalu ingin meyakinkan diri sebelum bertindak
17.    Menghargai waktu
18.    Bersedia melakukan pekerjaan rendahan (pengorbanan)
19.    Selalu mensyukuri yang kecil-kecil yang ada pada dirinya sendiri

Perlukah dikembangkan pendidikan kewirausahaan?

Sebenarnya pendidikan kewirausahaan perlu diberikan sejak anak duduk di bangku SD karena hakekat entrepreneur dapat melatih anak lebih mandiri, jeli melihat peluang sehingga mempunyai daya cipta yang lebih tinggi. Sebagai contoh, anak sulung saya (waktu itu masih kelas 2 SD) saat melihat saya kulakan banyak asesoris lucu-lucu, selalu tergerak untuk menjual sebagian di sekolahnya. Saya berpesan padanya untuk menjual di saat sedang istirahat sekolah, bukan di jam pelajaran. Alhamdulillah, dia tidak merasa malu.. Bahkan senang dan puas dengan hasil yang diterimanya. Sebagai balas jasa, sayapun memberikan bagian prosentase keuntungan. Dari kegiatan kecil ini banyak manfaat yang dia petik. Antara lain: mengasah jiwa berwirausaha sejak kecil, mengasah ketrampilan berhitung (menjumlah dan memberi kembalian uang), menguji kejujuran, mengasah keuletan dan ketangguhan, mengikis rasa minder dan malu, dapat memperoleh uang saku tambahan, dan lain-lain..

Di STIE Malangkucecwara Malang, mata kuliah kewirausahaan juga diberikan kepada mahasiswa. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, mahasiswa diharuskan menyusun proposal kewirausahaan yang dikirim ke ajang PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh Dikti. Dan setiap tahun, ada saja proposal mahasiswa STIE Malangkucecwara yang lolos ke babak final dan mengikuti seleksi PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Bahkan PIMNAS 2011 di Makassar kemarin, mahasiswa STIE Malangkucecwara menyabet juara nasional 1 dan 2. Ini bukti bahwa mata kuliah kewirausahaan ini penting artinya bagi stake holder (baik mahasiswa maupun masyarakat).

Jiwa kewirausahaan sangat diperlukan dalam kehidupan era global yang penuh persaingan ketat. Islam sendiri mengajarkan berwirausaha merupakan pekerjaan mulia asal dikerjakan secara benar dan rizki Allah banyak dilimpahkan pada mereka. Nabi Muhammad-pun pernah menjadi seorang wirausahawan. Wirausahawan memberikan sikap mental yang akan membawa seorang pengusaha untuk dapat berkembang secara terus menerus dalam jangka panjang. Sikap mental inilah yang perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda bangsa Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Semoga bermanfaat dan dapat memberi inspirasi baru..

Rina Irawati
STIE Malangkucecwara Malang