Cara Mempertahankan Bisnis di Tengah Krisis Corona
Wabah penyakit virus corona (COVID-19) yang melanda dunia sejak awal tahun telah mengguncang kehidupan masyarakat sehari-hari. Di Indonesia, COVID-19 telah menginfeksi ribuan orang di mana ratusan orang meninggal dunia akibat penyakit menular itu. Bukan hanya mengancam nyawa, wabah virus corona juga telah memukul banyak kelangsungan usaha. Lalu, bagaimana cara untuk mempertahankan bisnis di tengah krisis corona. Imbauan untuk tinggal #DiRumahAja mulai dari bekerja, bersekolah hingga beribadah, sedikit banyak telah mempengaruhi roda bisnis. Tidak sedikit pelaku usaha yang kelimpungan menghadapi krisis ini.
Bila Anda memiliki bisnis, memastikan supaya usaha terus berjalan lancar di tengah pandemi adalah PR besar. Tetaplah optimistis dan simak beberapa tips penting berikut.
1. Periksa kondisi keuangan bisnis
Tidak ada yang bisa memastikan kapan wabah virus corona ini akan berakhir. Selama wabah belum berujung, niscaya kondisi perekonomian belum akan kembali normal. Hal itu jelas akan mempengaruhi kelangsungan bisnis Anda. Lakukan pengecekan mendalam terhadap kondisi keuangan bisnis. Salah satu hal penting yang perlu Anda periksa adalah kondisi likuiditas alias cash on hand. Likuiditas ibarat darah dalam sebuah tubuh. Dalam keuangan rumah tangga, biasa juga disebut sebagai dana darurat alias emergency fund. Bila kondisi likuiditas tidak aman, masa depan bisnis juga terancam. Coba hitung berapa besar tingkat likuiditas usaha, sampai berapa lama Anda mampu menghidupi bisnis dalam situasi tanpa pemasukan? Idealnya, Anda masih memiliki cash on hand untuk operasional 12 bulan ke depan. Bila kurang dari itu, Anda perlu memikirkan pengamanan likuiditas agar bisa mempertahankan bisnis di tengah krisis corona ini.
2. Persiapkan diri untuk skenario terburuk
Musibah wabah semasif pandemi COVID-19 ini jelas berpengaruh besar terhadap bisnis siapapun. Bukan hanya pasar yang mendadak lesu secara drastis seiring kebijakan physical distancing, gangguan supply chain juga mengganggu aktivitas bisnis. Belum lagi pembatalan permintaan atau project yang sebelumnya telah disepakati seiring kejadian wabah ini. Hal itu jelas mempengaruhi nasib bisnis. Maka itu, sebagai langkah antisipasi, buatlah business plan yang juga memuat proyeksi atau forecast atas keberlanjutan usaha Anda paling tidak hingga setahun ke depan. Misalnya, proyeksi dari sisi pendapatan usaha, tingkat pengeluaran, kelanjutan permodalan dan sebagainya.
3. Berhematlah!
Wabah COVID-19 ditakutkan memicu krisis finansial yang lebih buruk dibandingkan krisis keuangan yang pernah terjadi sebelumnya. Penting bagi Anda menempuh langkah-langkah extraordinary supaya nafas bisnis bisa berjalan lebih lama. Langkah wajib yang perlu Anda tempuh adalah menekan pengeluaran dengan berbagai cara supaya likuiditas bisa lebih kuat. Misalnya, menekan biaya operasional dari pos-pos rutin seperti tagihan listrik, air, dan internet.
Contoh mudah, usaha Anda di bidang food and beverages. Kebijakan work from home membuat pembelian di tempat turun drastis. Anda bisa menekan biaya operasional dengan mengoptimalkan layanan delivery order yang tidak membutuhkan kehadiran karyawan terlalu banyak. Karena tidak melayani pembeli sit in, Anda juga tak perlu menyalakan semua lampu dan mesin pendingin udara di kedai sepanjang waktu operasional. Hemat juga biaya pemasaran dengan mengoptimalkan media sosial saja secara organik. Tunda dulu pengeluaran untuk belanja modal yang menguras dana besar. Bila memungkinkan, lakukan negosiasi dengan suplier terkait pembayaran yang mungkin bisa diperpanjang. Pertimbangkan juga negosiasi dengan perbankan bila pembayaran cicilan utang terasa memberatkan.
4. Beri pengertian pada karyawan
Krisis pandemi COVID-19 adalah masa penuh keprihatinan. Bila tidak berhati-hati, bisnis bisa gulung tikar dalam sekejab akibat tak kuat diterjang tsunami COVID-19 yang dahsyat. Cara mempertahankan bisnis di tengah krisis corona berikutnya adalah ajak bicara karyawan-karyawan Anda untuk turut bahu membahu, saling memperkuat diri di masa yang berat ini. Sampaikan pada karyawan tentang fokus Anda saat ini adalah mempertahankan kelangsungan usaha supaya jangan sampai bangkrut yang bisa memicu pemutusan hubungan kerja. Supaya itu dapat dicapai, karyawan harus rela melupakan kenaikan gaji ataupun pemberian bonus seperti biasanya. Paling tidak hingga kondisi kembali normal.
5. Genjot penjualan dengan cara paling murah
Wabah COVID-19 mengharuskan banyak orang menghindari kerumunan untuk mengerem penyebaran virus. Terapkan strategi yang paling tepat agar penjualan tetap mencapai target dengan biaya termurah. Misalnya, bisnis Anda adalah sektor F&B yang tadinya mengandalkan kunjungan customer secara langsung. Dalam situasi sekarang, hal itu jelas sulit terjadi. Geser strategi untuk mengoptimalkan layanan delivery order, drive thru atau menggencarkan promo berlangganan.
Misalnya, tawarkan harga lebih ekonomis bagi customer yang memilih pembelian berlangganan selama seminggu. Atau, berikan voucher bila ada pembelian hingga nilai tertentu di mana voucher itu hanya berlaku bila ada pembelian lagi di depan senilai tertentu.
6. Kampanyekan nilai lebih layanan
Kampanyekan pada target pasar Anda nilai lebih yang bisa Anda berikan selama situasi krisis ini. Misalnya, Anda bergerak di jasa layanan internet. Kebutuhan masyarakat atas internet meningkat tajam selama imbauan #DiRumahAja. Supaya tetap unggul di tengah persaingan, galakkan penawaran promo yang menarik seperti kuota khusus bagi pelajar yang belajar di rumah, dan sebagainya.
Bila bisnis Anda di segmen makanan atau minuman, pastikan Anda mengkampanyekan komitmen bisnis mendukung sanitasi. Misalnya, para pramusaji selalu mengenakan masker dan sarung tangan untuk memastikan minuman yang dibuat steril, menyediakan hand sanitizer bagi jasa delivery yang mengambil barang pesanan, dan sebagainya.
7. Optimalkan teknologi pendukung
Banyak teknologi yang bisa Anda manfaatkan agar kegiatan bisnis bisa berjalan senormal biasanya. Misalnya, untuk meeting dengan tim sehari-hari, memanfaatkan aplikasi Zoom. Begitu juga bila perlu berkomunikasi dengan klien, Anda bisa mengajak pemakaian video conference call. Optimalkan aplikasi working deck seperti Slack atau Trello agar kerja tim tetap terpantau kapan saja. Dengan dukungan teknologi yang tepat, aktvitas kerja dan bisnis dapat Anda upayakan senormal mungkin.
Tujuh strategi tersebut semoga bisa membantu Anda mempertahankan bisnis di tengah krisis corona atau COVID-19. Tetap semangat dan optimistis, ya!
Sumber utama : http://avrist.com/lifeguide/2020/04/08/7-cara-mempertahankan-bisnis-di-tengah-krisis-corona/