Mencari dan Memilih Pekerjaan Secara Efektif

Lowongan Pekerjaan ada 2 Sumber :
Sumber Internal:
Karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dan dari dalam perusahaan itu dengan cara memutasikan atau memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu

Sumber Eksternal :
Karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong dilakukan penarikan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan
Proses Seleksi: Pada Sumber Internal Dan Sumber Eksternal
Sumber Internal :
Mutasi, Promosi, Rotasi, Demosi
Penawaran Terbuka
Penempatan Kembali
Sumber Eksternal :
Iklan, agen tenaga kerja, pemeritah/swasta, lembaga pendidikan, walk-ins, asosiasi profesi, rekomendasi, magang
Pemilihan dan Pencarian Kerja :
Pertimbangan Pemilihan Kerja:
Dalam memilih atau mencari pekerjaan, biasanya orang dihadapkan kepada beberapa pemikiran atau pertimbangan sebelum menetapkan pekerjaan mana yang akan dipilih.
Pertimbangan Pemilihan Kerja:
Dalam kaitan ini ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
Nama dan Reputasi Perusahaan :
Nama perusahaan akan mempengaruhi kemantapan semangat kerja. Bila nama perusahaan/ reputasinya baik biasanya karyawan akan bangga dan tumbuh semangat kerja. Tetapi bila reputasi perusahaan kurang baik, kita malu dan kurang bersemangat bekerja. Seperti penulis alami sebelum menjadi Dosen pernah bekerja di Bank Niaga, tentunya bangga bekerja di Bank Niaga yang reputasinya baik.
Pemilihan dan Pencarian Kerja:
Pertimbangan Pemilihan Kerja :
Tipe Pekerjaan :
Tipe pekerjaan menyangkut bagaimana jenis/bentuk pekerjaan yang dilakukan, mulai dari berat/ringannnya pekerjaan, status pekerjaan, kondisi kerja, sederhana/rumitnya pekerjaan, sampai kepada upah yang kecil/besar.
Pertimbangan Pemilihan Kerja :
Kondisi Tempat Kerja :
Kondisi tempat kerja berpengaruh pada semangat dan gairah kerja. Meliputi: lingkungan yang bersih, udara bersih, penerangan, tidak bising, lay out, pewarnaan ruangan.
Pertimbangan Pemilihan Kerja :
Rekan Kerja :
Apabila orang-orang yang ada dilingkungan kerja merupakan teman kerja yang kompak, ramah tamah dan menyenangkan akan menyebabkan rasa betah, senang dan bahagia dalam bekerja.
Kesempatan Berkarir :
Adanya kesempatan meniti karir/naik pangkat dalam bekerja akan menambah semangat dalam bekerja.
Membedakan Jenis Pekerjaan:
Beberapa Hal
Instansi : Pemerintah atau Swasta
Sifat Pekerjaan: Pelayanan/Produksi
Bentuk Hasil Pekerjaan: Barang/Jasa
Tgkt Kesulitan: Teknologi Sederhana/Madya/Canggih
Lokasi: Pusat/Cabang
Penampilan: Rapi/Pakaian Khusus
Resiko: Biasa/Bahaya/Sangat Bahaya
Disiplin Ilmu: Sosial/Teknik/Seni
Jam Kerja: Jam Kantor/Shift/Borongan
Keahlian: Biasa/Madya/Ahli
Posisi: Atasan/Staf Biasa
Kedudukan Hukum (kuat/Lemah)
Taktik Mencari Kerja :
Ada Tiga Cara :
Motivasi :
Pencari kerja harus memiliki motivasi yang tinggi untuk memperoleh pekerjaan. Jangan mudah menyerah dan selalu berusaha sekuat tenaga.
Proaktif :
Tanamkan bahwa bukan pekerjaan yang datang, tetapi kitalah yang akan menjemput pekerjaan!
Jangan Memilih-milih Pekerjaan :
Terlalu memilih-milih pekerjaan bukan tindakan yang bijaksana. Dalam keadaan ‘memaksa’ satu pekerjaan dapat menjadi bantu loncatan bagi pekerjaan yang lainnya. Tidak sedikit pencari kerja setelah melalui beberapa seleksi dan lolos, tetapi ditempatkan pada tempat yang calon pekerja inginkan, kemudian mengundurkan diri.
Nepotisme :
Pandangan Mengenai Nepotisme
Dalam sistem kepegawaian dikenal ada Petronage System (sistem kawan), yang terdiri dari dua sistem : Spoil System (bersifat politis) dan Nepotisme/Nepotism (bersifat non-politis)
Berangkat dari kenyataan-kenyataan sejarah, sistem kawan, baik Spoil System (Inggris dan Amerika), maupun Nepotism (Eropa) sudah demikian kuat mengakar sampai saat ini masuk dalam sistem jaringan kehidupan masyarakat. Karena itu secara teoritis sistem ini dapat saja diberantas, tetapi dalam praktek sangat sukar.
Nepotisme Positif vs Nepotisme Negatif:
Nepotisme Negatif :
Praktek penerimaan pegawai melalui sistem nepotisme dikatakan “nepotisme negatif” apabila pegawai yang diterima semata-mata mengandalkan kedekatan hubungan famili/keluarga atau teman, tanpa mempertimbangkan kualifikasi si calon pegawai.
Nepotisme Positif :
Praktek penerimaan pegawai melalui sistem nepotisme dikatakan “nepotisme positif” apabila pegawai yang diterima tidak semata-mata mengandalkan kedekatan hubungan famili/keluarga atau teman, tetapi juga mempertimbangkan kualifikasi si calon pegawai, sehingga ia mampu bekerja secara efektif dan tidak merugikan perusahaan. Memang Nepotisme ini tidak dapat dihilangkan di beberapa instansi di Indonesia, selama nepotisme positif, menurut penulis, tidak ada masalah asal kapabel dalam pekerjaan tersebut.
Kiat Mendapatkan Pekerjaan :
Pemahaman Terhadap Proses Pencarian Pekerja :
Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan talenta yang dimiliki
Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang dilamar.
Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena pasti membutuhkan waktu
Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku
Mencari pekerjaan harus pantang menyerah
Kenali Diri Sendiri :
Identifikasi kemampuan, minat, bakat, nilai-nilai hidup, kebutuhan dan kebiasaan kita. Jika kita memahami hal tersebut maka akan lebih  mudah alam menentukan jenis pekerjaan apa dan perusahaan seperti apa yang akan pilih.
Tentukan Tujuan Karir Kita
Putuskan jenis karir yang menjadi tujuan kita, perusahaan apa yang cocok bagi kita, dan bila perlu tentukan juga lokasi atau area dimana kita akan bekerja.
Buatlah Career Portfolio :
Buatlah career portfolio dengan menyiapkan dokumen-dokumen pelengkap seperti:
Surat Lamaran
Resume
Surat Rekomendasi, piagam penghargaan
Transkrip Nilai, Ijazah, Sertifikat
Kartu Nama (jika ada)
Perluas Jaringan :
Mencari pekerjaan seringkali memerlukan kerjasama tim. Dalam hal ini kita harus memiliki jaringan atau networking untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan tentang lowongan pekerjaan yang sesuai untuk kita.
Semakin luas networking maka akan semakin cepat kemungkinan kita untuk mendapatkan pekerjaan atau setidaknya akan banyak peluang lowongan kerja yang tersedia.
Kenali Tempat/Perusahaan yang Dilamar :
Kenyataan pahit yang harus dialami oleh pekerja karena di PHK atau para pencari kerja yang “ditipu” oleh si pemberi pekerjaan, hendaknya menjadi pelajaran bagi anda sebelum mengirimkan surat lamaran pekerjaan.
Seperti yang sering kita lihat di TV atau disurat kabar.
Evaluasi Proses :
Jika kita tetap belum berhasil mendapatkan pekerjaan meski sudah menjalani beberapa langkah di atas, maka kita perlu mengevaluasi seluruh proses pencarian pekerjaan. Tanyakan pada diri anda sendiri:
Apakah saya sudah melakukan semua hal yang wajib dan perlu dilakukan?
Seberapa jauh persiapan saya dalam menempuh setiap langkah di atas?
Hal-hal apa saja yang perlu saya perbaiki dan apakah ada hal lain yang kurang?
Sebaiknya membuat Lamaran pekerjaan sebanyak mungkin, dan mengirimkan kebeberapa Instansi yang membuka lowongan pekerjaan, baik terbuka maupun tertutup ( diumumkan didalam perusahaan saja ) ( Diambil dari beberapa sumber )